Pekanbaru (BPC) -
Perkumpulan wartawan daerah di Sumatera Barat, Bukittinggi Press Club (BPC) menghadiri peringatan puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2025 yang digelar di Pekanbaru, Riau, Minggu (9/2).
Ketua BPC, Abdul Fatah mengungkap HPN 2025 menjadi keikutsertaan pertama bagi BPC sejak dibentuk di 2013.
"HPN sebelumnya hanya diikuti anggota BPC secara individu dan bukan atas nama organisasi. Terlepas dari dualisme PWI saat ini, kami mendelagasikan tujuh anggota untuk hadir di Pekanbaru tahun ini," katanya.
Selain merangkai ikatan silaturahmi antar insan pers, BPC menurutnya berharap mampu meningkatkan kompetensi kewartawanan sesuai tema HPN "Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas".
Abdul mengatakan BPC menjadi wadah perkumpulan unik yang menggabungkan seluruh organisasi wartawan yang diakui Dewan Pers.
"Saat ini anggota BPC sebanyak 22 orang terdiri dari latar belakang organisasi seperti PWI, PFI, AJI dan IJTI," katanya.
Ia mengatakan BPC dibentuk agar seluruh wartawan beda organisasi bisa saling bertukar informasi jurnalistik sekaligus ikatan aktivis media yang bertujuan menciptakan lingkungan informatif dan transparan.
"Anggota BPC seluruhnya wartawan aktif. Sekretariat kami juga selalu menjadi tempat persinggahan rekan jurnalis dari daerah lain yang beraktivitas liputan ke Kota Bukittinggi dan sekitarnya," kata Abdul Fatah.
Di HPN Pekanbaru, tujuh delegasi BPC terdiri dari Yudi Prama (RRI), Dina Amrina (SCTV), Asrial Gindo (Singgalang), Rezka (Info Sumbar), Januar Jamil (Mimbar Sumbar), Hatta Rizal (Klikpositif) dan Abdul Fatah dari LKBN ANTARA.
Pada rangkaian acara peringatan puncak HPN 2025 yang berlangsung di ibu kota Provinsi Riau tersebut turut dihadiri berbagai tokoh pers senior nasional dan pejabat pemerintah.
Ketua Umum PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang menegaskan pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme wartawan di Indonesia.
Menurutnya HPN menjadi ajang penting untuk berdiskusi mengenai tantangan dan peluang dunia pers di era digital meski terjadi perbedaan prinsip di pengurus pusat saat ini.
"Hari ini pers Indonesia masih belum baik-baik saja, begitu juga di PWI. Harus jujur diakui HPN diperingati tahun ini dalam keadaan keprihatinan," kata Zulmansyah
Ia mengungkap, peringatan HPN juga digelar di Banjarmasin dan Solo. Ketua PWI pusat itu turut meminta maaf terhadap seluruh insan pers yang merasa terganggu dengan adanga perpecahan saat ini di tubuh PWI.
"Semoga PWI bisa bersatu kembali. Kami terus mengumandangkan optimisme di kalangan pers. Integritas inilah yang saat ini menjadi semangat dalam mengenamg jasa besar tokoh pers Indonesia," katanya.
HPN diperingati setiap 9 Februari, bertepatan dengan hari lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang didirikan di Surakarta pada 9 Februari 1946.
PWI lahir sebagai wadah bagi para wartawan untuk memperjuangkan kebebasan pers dan meningkatkan profesionalisme jurnalistik di Indonesia.
Gagasan peringatan HPN pertama kali muncul dalam Kongres ke-16 PWI di Padang pada 1978.
Setelah melalui pembahasan di Dewan Pers pada 1981, akhirnya pada 23 Januari 1985, Presiden Soeharto menetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional melalui Keppres No. 5 Tahun 1985.
Emoticon